Harian Kendari

Tolak Pengesahan Perpu Cipta Kerja, Mahasiswa UHO Geruduk Kantor DPR Provinsi

Aksi Unras di Kantor DPRD Sultra. Foto : Redaksi HK

HarianKendari.com, Kendari – Mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) geruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka menyoalkan pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi undang-undang.

Para demonstran yang tergabung dalam keluarga besar mahasiswa (KBM) UHO ini melakukan aksi berjalan kaki dari kampus baru menuju kantor DPRD Sultra untuk menyampaikan aspirasinya.

Melalui pantauan awak media, aksi ini dilakukan saat terik matahari dan dalam kondisi berpuasa. Namun para demonstran tetap melakukan aksi unrasnya.

Para mahasiswa juga membentangkan spanduk dan poster yang bertuliskan tuntutan mereka agar Perpu Cipta Kerja tidak disahkan menjadi undang-undang.

Dalam pernyataan sikap yang diterima awak media, Ketua Bem UHO, KBM Fakultas Teknik, Program Pendidikan Vokasi, dan Fakultas MIPA UHO mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka menolak pengesahan Perpu Cipta Kerja. Menurut mereka saat ini, tidak ada urgensi yang dapat membuat presiden mengeluarkan Perpu terkait UU Cipta Kerja tersebut.

“Pengesahan undang-undang ini keliru, hadirnya kami dan aksi yang kami lakukan tidak ditunggangi, tak ada lain dan tak bukan ini adalah panggilan hati nurani,” ujar salah satu orator aksi.

Sementara itu, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Sultra, La Ode Mustari yang menerima keluham mahasiswa menyampaikan, permohonan maaafnya sebab para anggota DPRD Sultra sedang melakukan reses keluar kota.

“Perlu diketahui, sebenarnya untuk adik-adik mahasiswa jika ingin menyampaikan aspirasi bagusnya di hari Senin sampai Rabu karena orang berkantor, di hari Kamis anggota dewan sudah keluar kota untuk reses,” bebernya saat diwawancarai awak media.

Ia akan berkoordinasi dengan pimpinan agar ditiap harinya baiknya ada anggota DPRD Sultra yang dapat berasa dikantor guna menyerap aspirasi masyarakat, seperti aksi unras mahasiswa.

“Terimakasih atas masukannya, saya akan berkoordinasi dengan pimpinan, memang baiknya ada satu atau kalau bisa 10 orang yang tinggal untuk menyerap aspirasi masyarakat,” pungkasnya.

Laporan : Redaksi