Harian Kendari

Kapolda Sultra : Bibit Intoleransi dan Terorisme yang Tumbuh Harus Diberantas

Kasubdit 3 Dit Intelkam Polda Sultra AKBP Eddy Mulsupriyanto. Foto : Ist

HarianKendari.com, Kendari – Indonesia merupakan negara yang beragam dan memiliki banyak perbedaan suku, ras, agama, budaya, maupun antargolongan. Perbedaan tersebut menjadi kekayaan tersendiri bagi Indonesia dan menjadi alasan pemersatu bangsa, tapi masih terdapat oknum-oknum yang bersikap Intoleran.

Bibit sikap intoleransi dapat memberikan dampak buruk terhadap keberlangsungan hidup masyarakat dalam bernegara. Hal itu juga akan memicu tumbuh kembangnya radikalisme dan terorisme.

Melalui, Kajian Islam Ilmiah dengan tema “Bahaya Terorisme Dan Radikalisme Terhadap Umat Dan Bangsa”, Kapolda Sultra, Irjen Pol Drs. Teguh Pristiwanto, dalam sambutannya yang diwakili Kasubdit 3 Dit Intelkam Polda Sultra AKBP Eddy Mulsupriyanto menyampaikan, masyarakat sebagai anak bangsa memiliki kewajiban untuk menjaga NKRI agar terhindar dari bahaya radikalisme, intoleransi, dan terorisme.

“Bibit Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme saat ini sudah muncul dan berkembang di Indonesia, kita sebagai anak bangsa memiliki kewajiban untuk menjaga NKRI agar terhindar dari bahaya tersebut,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Kajian Islam Ilmiah, di Masjid Raya Al-Kautsar Kendari, Sabtu (04/03/23).

Ia juga menyampaikan, Indonesia sebagai negara Heterogen, membutuhkan adanya sikap saling tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai agar 300 juta penduduk dapat hidup berdampingan dan damai.

“Negara Indonesia yang terdiri dari Ribuan Pulau dan beragam macam Bahasa, Suku dan Budaya serta 300 Juta Penduduk dapat hidup berdampingan dan damai,” ujarnya.

Lanjut, ia juga menyampaikan, Polda Sultra bersama pemerintah melakukan langkah demi langkah pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme seperti deradikalisasi, Komprehensif secara agama dan melakukan kerja sama dari semua pihak.

“Polda Sultra bersama pemerintah dan kementrian atau lembaga terkait, organisasi masyarakat (ORMAS) dan seluruh komponen masyarakat telah melakukan upaya pencegahan guna menangkal intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abu Nawas turut menyampaikan semua harus dikembalikan pada tujuan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, yaitu hidup bahagia baik di dunia maupun dikehidupan setelah dari dunia ini.

“Saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati antar sesama manusia sebagai ciptaan Tuhan, dengan tujuan hakiki adalah kebahagian hidup bersama dalam kemuliaan Tuhan,” kata Lukman.

Lukman juga menerangkan, penguatan wawasan Kebangsaan dilingkungan pendidikan sangat penting dan strategis sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai kesatuan dan persatuan bangsa, membina kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pendidikan dipandang sangat penting dan strategis untuk dilaksanakan sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai kesatuan dan persatuan bangsa, membina kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapannya.

Disisi lain, salah satu narasumber dalam kegiatan Kajian Islam Ilmiah, Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh menyampaikan, Jihad sejatinya di lakukan untuk menegakkan dan memperjuangkan suatu tujuan. Namun pengertian jihad kerap di pandang sebatas perang dan membunuh.

“Masyarakat perlu memaknai Jihad secara utuh dan kontekstual,” terangnya.

Diketahui, Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

Intoleransi merupakan awal terbentuknya Radikalisme, Ekstremisme Agama dan terlahir dalam bentuk Terorisme. Artinya Intoleransi adalah benih dari Radikalisme dan Terorisme. Hal itu pula menjadi dasar yang penting untuk terputusnya mata rantai sikap radikalisme.

Laporan : Redaksi