Harian Kendari

Pemuda Sebagai Agen of Change dan Counter Radikalisme

Ujang Hermawan. Foto : Istimewa

HARIANKENDARI.COM, KENDARI – Gerakan radikalisme saat ini semakin marak di Indonesia, pasalnya motif seseorang terpengaruh gerakan ini bukan lagi karena ideologi atau keagamaan, melainkan sudah bergeser pada motif ekonomi dan kepentingan. parahnya di era yang semakin canggih, seringkali penyebaran paham radikalisme ini melalui media sosial.

Ujang Hermawan, Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan Badko HMI Sulawesi Tenggara mengajak seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Tenggara untuk lebih aware terhadap radikalisme dan teroris, apalagi dalam menyambut tahun baru agar tercipta Kamtibmas yang lebih baik.

“Kita semua harus aware terhadap Radikalisme. Radikalisme adalah suatu paham atau aliran yang berusaha melakukan perubahan dan pembaharuan dengan cara-cara kekerasan/ekstrem, serta dapat berujung pada terorisme” ujar Ujang saat dihubungi via telephone oleh awak media Hariankendari, Rabu (22/12/22).

Menurutnya, Pemuda sebagai ujung tombak perubahan harus mengambil peran dalam menangkal paham radikalisme.

“Pemuda sebagai ujung tombak perubahan harus hadir dalam problem krusial seperti Radikalisme ini. Radikalisme merupakan ancaman bagi kita semua. Pemuda dengan gerakan serta ide yang dimilikinya harus menjadi inisiator counter Radikalisme. Sebuah kesadaran bahwa Radikalisme merupakan musuh bersama harus diikuti dengan gerakan kolektif untuk meminimalisir penyebarannya,” jelas Ujang Hermawan, yang juga merupakan Eks Ketua Umum HMI Cabang Kendari.

Terakhir, Ujang Hermawan berpesan bahwa dibutuhkan kerja sama dari banyak elemen untuk menangkal paham Radikalisme, terkhusus untuk Polda Sultra agar menjaga titik-titik perbatasan, seperti perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, tepatnya di Konawe Utara.

Berikutnya, beberapa titik perbatasan yang lainnya pun kata Ujang perlu di waspadai, sekaligus tempat-tempat keramaian termasuk penyambutan tahun baru. Berkaca pada kasus di tahun-tahun silam, menuju natal dan tahun baru marak aksi ancaman terorisme.

“Karena tanggung jawab mengatasi akar pemikiran radikalisme bukan saja otoritas negara beserta instrumen pendukungnya tapi adalah bagaimana saat ini masyarakat membangun kesadaran akan tanggung jawab serta komitmen bersama melawan Radikalisme. Kepedulian dalam konteks partisipasi masyarakat perlu terus diperluas digalang terutama pemuka agama, pendidik maupun politisi,” tutupnya.

Laporan : Redaksi