Harian Kendari

PT Vale Indonesia Tbk Gandeng Perusahaan China Bangun Smelter Penghasil Bahan Baku Baterai

Screenshot Konferensi Pers via Zoom meeting.

HARIANKENDARI.COM, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk gandeng Perusahaan Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou) asal China untuk bangun smelter penghasil bahan baku baterai di Sorowako, Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Kerjasama tersebut tertuang dalam penandatanganan The Heads of Agreement yang akan menjadi acuan untuk kesepakatan lebih lanjut.

Smelter ini bakal mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP. Pengolahan nikel dilakukan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL.

Sedangkan Produk MHP sendiri, diketahui bisa digunakan sebagai salah satu komponen baterai, yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik. Hal ini juga merupakan komitmen para pihak untuk mencapai netralitas karbon pada 2050.

CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, kerjasama proyek pengembangan ini adalah salah satu bentuk realisasi komitmen pertambangan berkelanjutan dan strategi PT Vale dalam menunjang program Pemerintah untuk membuat ekosistem mobil listrik di Indonesia.

“Pabrik HPAL baru ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP,” Katanya dalam siaran konfrensi pers melalui Zoom, pada Selasa (13/9/22).

Disisi lain, Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Base Metals mengatakan, perjanjian kemitraan ini merupakan katalis lain untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dari sumber daya nikel kelas dunia Indonesia.

“Bersama dengan kemajuan terbaru pada fasilitas HPAL Pomalaa dan Proyek Blok Bahodopi, menunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk melaksanakan proyek pertumbuhan berkelanjutan generasi berikutnya dengan dampak lingkungan yang minimal untuk kepentingan pemangku kepentingan lokal dan nasional,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Ketua Chen Xuehua dari Huayou menyampaikan kerjasama yang terbangun merupakan kombinasi sempurna dari keunggulan sumber daya mineral Vale, keunggulan teknologi High Pressure Acid Leaching Huayou Cobalt, untuk mencapai pengembangan sumber daya mineral rendah karbon, hijau, dan berkelanjutan.

“Kerja sama kami juga dapat memenangkan peluang pertumbuhan bagi kedua belah pihak, menambah kekuatan dan nilai bagi industri, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia,” ungkapnya.

Dilansir dari detik finance, nilai investasi proyek smelter HPAL di Sorowako ini ditaksir senilai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 26,73 triliun (kurs Rp 14.850) dengan perkiraan masa pengerjaan hingga 2026.

Laporan : A. Sulthan
Editor : Redaksi