Harian Kendari

LIBIDO POLITIK

Prof.Abd.Rasyid Masri
(Akademisi dan Pebisnis)

HARIANKENDARI.COM :Pekan lalu beredar tulisan saya di media cetak dan media on line yang berjudul “Politik Tahu Diri “ ternyata di respons oleh banyak kawan dari berbagai daerah di Indonesia dan memberi respons bahwa politik tahu diri tersebut mudah diucapkan tapi berat dijalankan oleh orang – orang pekerja politik, karena membutuhkan kesadaran tinggi dan ketulusan untuk bisa berdamai dengan diri sendiri .
Adakah relasi perilaku politik tahu diri dengan libido politik seseorang, ini tentu pertayaan yang sulit, namun mudah terlihat simbolik dari perilaku dan syahwat politik seseorang yang terus bergelora mengikuti bisikan halus di luar dirinya.
Minggu terakhir ini kita banyak dipertontonkan drama politik dan aroma perpolitikan Indonesia begitu mulai terasa baunya, diawali oleh gaya demokrasi ala partai Nasdem mencari pigur calon presiden dan pada sisi lain gaya demokrasi ala PDIP dalam menentukan calon presidennya sama sama merasa pejuang demokrasi walau rakyat tahu dan banyak juga rakyat pura pura tidak tahu, namun itu tidak penting bagi rakyat kecil siapa yang akan jadi presiden 2024 terutama bagi penjual bakso, sebab bagi penjual bakso dan penjual coto, penjual kerupuk dan lainnya, tidaklah penting baginya, khususnya para penjual bakso, siapapun presiden tetaplah penjual bakso yang selalu memberikan kehangatan biji biji bakso bagi pengemarnya.
Apa yang mendorong para politisi terkadang melakukan kecurangan, kebohongan bahkan terkadang menjegal kawan sendiri, menjebak kawan seiring bahkan sampai melakukan pembunuhan karakter (caracter asasination) dengan lawan politiknya tentu tidak lain karena dorongan libido politik.
Perilaku saling mencari kekurangan dan saling menjatuhkan bukan barang tabu dalam arena politik bahkan itu dianggap bumbu sedap politik. Sehingga kita tak boleh menyalahkan bila ada orang berkata politik itu kotor, walau dalam realitasnya tidak semua politisi memakai gaya politik yang tidak terpuji, banyak juga politisi yang sangat elegan dan santun dalam berpolitik.
Libido politik itu dibutuhkan tapi harus terkontrol oleh akal sehat dan dibingkai oleh etika politik, yang selalu menjunjung tinggi moral politik, karena mereka sadar bahwa perilaku kedzaliman dalam politik lambat atau cepat akan menunggu kebangkrutan etik, kebangkrutan moral dan mempercepat penyesalan dan kejatuhannya.
Maka kontrollah libodo politik hindarilah politik yang menghalakan segala cara sebab karma politik diyakini banyak orang, berpotensi hadir lebih awal dari yang diperkirakan.
Maka untuk terhindar dari karma politik segeralah taubat politik yakni berjanji untuk menghindari politik kebohongan, kecurangan dan berjanji menghadirkan nilai moral politik yakni bersaing secara sehat, bersaing namun tetap saling menghargai, tumbuhkan rasa peduli pada sesama siapapun dia terlepas sebagai lawan politik, setia pada kebenaran dan nilai asasi dari kemanusiaan sehingga akan kita menyaksikan pigur pigur politisi yang bermoral tinggi yang meletakan kepentingan rakyat dan umat dari sekedar memenuhi hasrat libido politiknya ..Wslm .