Harian Kendari

Kisah Lahnanu Silambonda, Pengrajin Limbah Aluminium Asal Lawela Selatan

HARIANKENDARI.COM – Lewat sentuhan tangan kreatifnya, Lahnanu Silambonda (61)  asal Desa Lawela Selatan, Kecamatan Batauga , Kabupaten Buton Selatan menyulap berbagai macam limbah Aluminium menjadi karya seni bernilai ekonomi.

Upaya kreatifitas pria kelahiran tahun 1961 ini layak menjadi inspirasi bagi siapa saja yang mau mengubah nasib. Bermodal  ketekunan dan tekad yang bulat dirinya terus menggeluti usaha yang di jalaninya bertahun-tahun meski terkendala modal

Dengan peralatan sederhana cukup bagi dirinya untuk menghasilkan berbagai alat perlengkapan rumah tangga seperti cobek, spatula dan lain lain. Peralatan dapur itupun mampu di jual dengan 50 sampain 60 ribu, sesuai besar kecil dan tingkat kesulitan pembuatan.

“Sejauh ini cobek dan sejumlah alat rumah tangga ini kami bikin secara manual, lantaran kendala peralatan dan modal untuk membeli mesin, kata pengrajin limbah aluminium saat ditemui redaksi HARIANKENDARI.COM, (7/6/2022)

Andai memiliki peralatan dan mesin memadai mungkin saja tak hanya cobek yang bisa di buat melainkan peralatan dapur lainya dengan jumlah yang lebih banyak.

“Kalau ada mesin khusus untuk mengolah limbah aluminium, maka mungkin kita bisa membuat alat dapur lainya selain cobek. Sebab yang ada ini saja selain cobek kami bisa buat spatula dan sendok,”katanya

Selain hanya berbekal peralatan sederhana, masalah lain yang dihadapinya  adalah pada pemasaran cobek, selama ini masig mengandalkan orang yang memesan atau di jual dipasar.

Diapun berharap ada bantuan tangan pemerintah kabupaten Buton Selatan, agar produksi limbah aluminium untuk pembuatan alat rumah tangga bisa lebih baik kedepanya.

“Sekarang kita hanya membuat cobek sesuai pesanan dan masih terbatas. Mengingat belum ada pemasaranya keluar. Kami berharap agar ada tempat yang mau menampung dan membantu untuk memasarkan hasil kerajinan kami.l,” Harapnya

Bahan dasar pembuatan cobek dan alat rumah tangga lainya berasal dari limbah aluminium seperti kaleng bekas yang sudah tidak terpakai lagi.

“Dari pada dibuang dan dijadikan sampah, lebih baik kita jadikan barang yang bernilai jual,” tutupnya